Jumat, 19 Februari 2010

Tradisi-Tradisi Dunia Arsitektur


Pada tahun 1920 s/d 1970 ada sebuah gerakan arsitektur yang dimotori oleh charles Jencks ,mengelompokan ideologi-ideologi arsitektur pada waktu itu menjadi 6 tradisi. Enam tradisi tersebut mempunyai indikasi kuat bahwa perkembangan dunia arsitektur sangat dinamis. Arsitekur bisa dipengaruhi oleh tradisi manapun atau arsitektur bisa memunculkan tradisi-tradisi baru. Ia bisa berkembang cepat,juga bisa surut/mati tiada guna. Enam tradisi itu adalah : 1. Tradisi Logis
Tradisi ini berlandaskan cara berpikir sistematis,mengikuti hukum alam dan perkembangan teknologi. Teknologi menduduki segalanya sangat baik dikembangkan akan tetapi harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan/masyarakatnya,kalau tidak akan mengalami kejenuhan.
2. Tradisi Intuitif / Intuisi
Cara mengungkapkan kreatifitas dan emosi menghasilkan bentuk-bentuk yang menakjubkan sambil menutup mata terhadap reaksi-reaksi orang diluarnya. Kurang baik dikembangkan dan akan banyak hambatan dalam masyarakat. Akan tetapi kadang mempunyai peran penting bagi arsitek untuk menunjukan pemikiran ke depan / masa yang akan datang. Di Indonesia belum banyak menerapkan.
3. Tradisi Aktivis
Ciri dari tradisi ini mampu memenuhi tuntutan / kebutuhan hidup masyarakat dengan bentuk-bentuk yang komunikatif,selaras,serasi dengan lingkungan dan mampu memusatkan diri pada perkembangnya. Tradisi inilah yang cocok dengan keadaan di Indonesia lebih humanis,praktis dan efektif. 4. Tradisi Idealis
Arsitek mencoba memahami, menyeimbangkan bentuk-bentuk umum dimasyarakat dengan pribadinya dan biasanya mengutamakan "fungsi" agar hasilnya dapat diterima masyarakat dalam kurun waktu tertentu. Type bangunannya bercirikan sama / klise. Dan bentuk ini bisa dianggap tidak ideal,akan tetapi hanya untuk komunikasi dan agar mudah dipahami dan dimengerti.
5. Tradisi Self-Conscious
Arsitek yang mencoba menonjolkan karakter bangunan itu sendiri. Apakah akan mencitrakan wibawa, feminim atau maskulin. Suatu faham yang mencoba menjembatani pemikiran kearah verbalitas bangunan. Misalnya : sebuah bangunan pemerintahan mempunyai bentuk,ciri dan corak pada pemerintahan jaman itu. Biasanya dipengaruhi oleh keadaan sosial-politik.
6. Tradisi Unself-Conscius
Arsitek mencoba menghasilkan karya-karya yang penuh perbaikan,peningkatan dalam rangka mendukung kegiatan masyarakat dalam memperbaiki tatanan sosial,budaya,lingkungan yang didasarkan pada kebiasaan,adat dan bukan ideologi tertentu. Kelemahan tradisi ini dalam prakteknya selalu tidak memadai,kaku bahkan tidak manusiawi "dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat". Akan tetapi tradisi ini telah mampu mempengaruhi 80% lingkungan di dunia..

Rabu, 17 Februari 2010

KRITIK DALAM ARSITEKTUR


Kritik arsitektur merupakan tanggapan dari hasil sebuah pengamatan terhadap suatu karya arsitektur. Disitu orang merekam dengan berbagai indra kelimanya kemudian mengamati,memahami dengan penuh kesadaran dan menyimpannya dalam memori dan untuk ditindaklanjuti dengan ucapan dalam bentuk pernyataan,ungkapan dan penggambaran dari benda yang diamatinya.
Metode-metode kritik dalam arsitektur dikelompokan menjadi :
1. Kritik Normatif
ciri kritik normatif ini mempunyai standar nilai berupa; doktrin,sistem,tipe atau ukuran. doktrin bisa jadi sebgai pujian atau sebaliknya,sedangkan sistem bisa menyangkut lebih luas pemaknaannya karena ada saling sangkut paut antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. Contoh kritik normatifnya "sistem" versi Vitruvius, dia memandang sebuah bangunan adalah pengubah iklim,pengubah perilaku,pengubah budaya,pengubah sumber daya.
2. Kritik Penafsiran
kritik ini biasanya bersifat subyektif tidak didasarkan pada data / pedoman baku dari luar, untuk memperhalus kritik salah satunya menggunakan analogi-analogi. hasilnya akan meningkatkan emosi bagi pendengar setelah itu terpengaruh atau menolak. Jika ada penolakan dari pendengar maka akan timbul kritik evokatif ( pembelaan ).
3.Kritik Deskriptif
ciri-ciri kritik deskriptif, tidak menilai,tidak menafsirkan namun yang terpenting menggambarkan sesuatu yang ada, tanpa ada tambahan-tambahan yang mengaburkan.
4.Kritik Biografi
Kritik ini didasari oleh kehidupan arsitek,klien,pembangunan (kontraktor) serta dampak mereka pada hasil akhir. Dan kebiasaannya mengemukakan fakta-fakta dan pengaruhnya.
5.Kritik Kontektual
kontektual yang berhubungan dengan dunia luar, berupa tekanan-tekanan / peristiwa-peristiwa ekonomi,politik, atau antarpersonal sehingga akan mempengaruhi rancangan serta faktor produksi.